Kalender matahari merupakan sistem penanggalan yang didasarkan pada siklus perjalanan Bumi mengorbit Matahari, dari posisi tertentu hingga kembali ke posisi awal yang sama. Posisi awal ini dikenal sebagai solstis atau equinox. Ada beberapa jenis jenis kalender matahari.
Pada awalnya, sistem penanggalan matahari hanya digunakan untuk mengukur siklus jangka pendek, yaitu siklus harian. Ketika matahari muncul di ufuk timur dan menghilang di ufuk barat disebut siang, sedangkan periode tanpa matahari disebut malam.
Gabungan dari kedua periode ini menghasilkan satu hari. Namun, ketika fenomena terbit dan tenggelamnya matahari digunakan untuk perhitungan siklus jangka panjang, sistem ini ternyata kurang akurat karena pola pergerakannya tidak selalu jelas.
Baru kemudian manusia menyadari bahwa pergerakan matahari tidak mengikuti orbit yang sama setiap kali. Sistem solar akhirnya menyederhanakan pembagian waktu dalam satu tahun menjadi 365 posisi matahari di langit. Untuk jenis jenis kalender matahari adalah sebagai berikut:
1. Kalender Gregorian
Kalender Gregorian, yang saat ini paling umum digunakan di Dunia Barat, adalah versi yang disempurnakan dari Kalender Julius. Pengusul pertama kalender ini adalah Dr. Aloysius Lilius dari Napoli, Italia, dan sistem ini disetujui oleh Paus Gregorius XIII pada 24 Februari 1582. Kalender ini mengikuti penanggalan tahun Masehi.
Pengembangan kalender ini dilakukan karena Kalender Julius dianggap tidak akurat; misalnya, permulaan musim semi (21 Maret) mengalami pergeseran yang menyebabkan perayaan Paskah, yang ditetapkan oleh Konsili Nicea I pada tahun 325, menjadi tidak tepat. Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1582, dilakukan perubahan tanggal dari Kamis, 4 Oktober, menjadi Jumat, 15 Oktober.
2. Kalender Iran
Kalender Iran adalah kelanjutan dari berbagai kalender yang telah digunakan di Iran (Persia) selama lebih dari dua milenium. Sebagai salah satu catatan kronologi yang paling panjang dalam sejarah manusia, kalender ini telah mengalami berbagai modifikasi sepanjang sejarahnya untuk memenuhi kebutuhan administratif, iklim, dan agama.
Saat ini, kalender Iran yang modern berfungsi sebagai kalender resmi di Iran dan Afghanistan. Kalender ini dimulai pada vernal equinox, yang ditentukan melalui perhitungan astronomi untuk meridian Waktu Standar Iran (52.5°BT atau GMT+3.5 jam). Penetapan waktu ini lebih presisi dibandingkan dengan kalender Gregorian dalam memprediksi tanggal vernal equinox.
Tahun-tahun dalam kalender ini diberi label AP, singkatan dari Anno Persico. Biasanya, tahun baru Iran dimulai sehari setelah tanggal 21 Maret pada kalender Gregorian.
3. Kalender Baha’i
Jenis jenis kalender matahari selanjutnya ada Kalender Baha’i. Kalender Bahá’í, yang juga dikenal sebagai Kalender Badí‘ (dari kata badí‘ yang berarti menakjubkan atau unik), digunakan oleh pengikut Bábisme dan Bahá’í.
Ini adalah sistem kalender matahari di mana tahun biasa terdiri dari 365 hari, sementara tahun kabisat memiliki 366 hari. Kalender ini membagi tahun menjadi 19 bulan, masing-masing dengan 19 hari (total 361 hari), ditambah periode tambahan yang disebut Hari-hari Interkalasi (4 hari pada tahun biasa dan 5 hari pada tahun kabisat).
Tahun baru dimulai pada vernal equinox dan menggunakan notasi penanggalan BE (Bahá’í Era), dengan 21 Maret 1844 Masehi sebagai hari pertama dari tahun pertama, yaitu tahun ketika sang Báb mengumumkan ajarannya.
4. Kalender Julian
Kalender Julius, atau Kalender Julian, diperkenalkan oleh astronom Sosigenes dan mulai diberlakukan oleh Julius Caesar pada 1 Januari 45 SM. Dalam sistem ini, setiap 3 tahun memiliki 365 hari, sementara tahun ke-4 ditambahkan satu hari ekstra, menjadi 366 hari. Sistem ini mengalami keterlambatan satu hari dari ekuinoks setiap 128 tahun.
Kalender ini adalah sistem tahun matahari yang menggunakan jumlah hari tetap untuk setiap bulan, dengan tambahan satu hari setiap empat tahun untuk menyesuaikan dengan panjang tahun tropis. Kalender Julian digunakan secara resmi di seluruh Eropa hingga diterapkannya reformasi Kalender Gregorian pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII.
5. Kalender Koptik
Kalender Koptik, yang juga dikenal sebagai kalender Aleksandria, digunakan oleh Gereja Ortodoks Koptik dan tetap digunakan di Mesir hingga saat ini. Kalender ini didasarkan pada sistem kalender kuno Mesir.
6. Suriyakhati (Kalender solar Thai)
Suriyakhati, atau Kalender Solar Thailand, diperkenalkan oleh Raja Chulalongkorn (Rama V) pada tahun 1888 sebagai versi Thailand dari Kalender Gregorian. Kalender ini menjadi sistem penanggalan resmi di Thailand, meskipun kalender lunar Thailand masih tetap digunakan.
Saat ini, tahun-tahun dihitung berdasarkan Era Buddha (BE: Buddhist Era, พ.ศ. พุทธศักราช, pútthasàkkàrât), yang merupakan 543 tahun lebih maju dibandingkan dengan penanggalan Masehi ( ค.ศ. คริสต์ศักราช, krítsàkkàrât). Untuk kemudahan, kalender-kalender biasanya menampilkan tahun dalam angka Masehi baik menggunakan angka Arab maupun angka Tionghoa.
Itulah penjelasan jenis jenis kalender matahari. Ini dapat menjadi tambahan wawasan dan pengetahuan tentang jenis-jenis kalender yang mungkin belum pernah kita ketahui.