Cara Menghitung Tanggal Jawa Untuk Pernikahan, Alternatif Pertimbangan Menentukan Tanggal Pernikahan

Cara menghitung tanggal Jawa untuk pernikahan masih sering digunakan, terutama di masyarakat yang masih memegang teguh tradisi. Saat mendekati hari pernikahan, ada banyak hal yang perlu disiapkan.

Salah satu aspek penting adalah memilih waktu untuk pernikahan. Sebenarnya, setiap waktu memiliki keunggulannya sendiri. Namun, tentu saja, setiap orang mungkin memiliki keyakinan yang berbeda mengenai hal ini.

Beberapa orang memilih tanggal pernikahan berdasarkan ajaran agama, sementara yang lain lebih mengutamakan pertimbangan praktis, seperti menghindari musim hujan. Selain itu, tanggal pernikahan juga bisa ditentukan dengan merujuk pada primbon atau kepercayaan tradisional Jawa.

Aturan ini berakar dari pengalaman yang diwariskan oleh para leluhur di masa lalu, meskipun kepercayaannya bisa bervariasi. Ayo coba menentukan waktu yang paling tepat untuk menikah.

Selain memilih hari, kamu juga dapat menentukan bulan dan jam yang ideal berdasarkan primbon. Ayo ikuti langkah-langkah untuk menentukan tanggal pernikahan sesuai dengan tradisi Jawa.

1. Cek Dulu Hari Lahir dan Pasaran  Calon Pengantin

Kalender Masehi dan kalender Jawa memiliki aturan yang berbeda. Dalam kalender Masehi, minggu terdiri dari tujuh hari, yakni Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Sementara itu, kalender Jawa menggunakan sistem pasaran yang melibatkan lima hari: Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi.

Untuk menentukan tanggal pernikahan menurut tradisi Jawa, langkah pertama adalah mengetahui pasaran diri sendiri dan pasangan. Prosesnya cukup mudah; cukup masukkan tanggal lahir ke dalam situs online yang tersedia, kemudian klik “proses”. Hasilnya akan langsung muncul.

See also  Tanggal 11 Agustus Memperingati Hari Apa? Ternyata Ini 5 Hari yang Diperingati

2. Jumlahkan Hari Lahir dan Pasaran Calon Pengantin

Berikutnya, cara menghitung tanggal Jawa untuk pernikahan adalah menjumlahkan hari lahir calon pengantin. Dalam kepercayaan Jawa, setiap hari dan pasaran memiliki angka yang mewakili nilai tertentu. Untuk menghitung jumlah nilai atau neptu, caranya cukup mudah.

Kamu hanya perlu mencocokkan tanggal lahirmu dan pasanganmu dengan tabel yang tersedia di internet.  Tabel ini akan membantu menentukan angka yang sesuai dengan hari dan pasaran kelahiran masing-masing, sehingga nilai neptu bisa dihitung dengan tepat.

3. Cek Tabel Sirkulasi

Ada lima kategori sirkulasi yang perlu diperhatikan: 1) sandang, 2) pangan, 3) papan (joyo), 4) loro, dan 5) pati. Setiap kategori dilengkapi dengan ramalan nasib. Untuk memastikan nasib yang baik bagi kamu dan pasangan, disarankan untuk memilih nomor 1 hingga 3. Sebaiknya, hindari nomor 4 dan 5.

4. Cek Bulan Pernikahan Terbaik

Kalender Jawa, mirip dengan kalender Masehi, juga terdiri dari 12 bulan dalam setahun. Setiap bulan memiliki ramalan nasib yang berbeda-beda. Untuk pernikahan, bulan-bulan Jawa yang direkomendasikan adalah Jumadil Akhir, Rejeb, Ruwah, dan Besar. Ramalan ini merupakan hasil warisan dari para leluhur Jawa di masa lalu.

Biasanya, orang-orang menghindari mengadakan pernikahan pada musim atau waktu yang dianggap kurang menguntungkan. Perlu dicatat bahwa ada perbedaan antara kalender Jawa dan kalender Masehi.

Kalender Masehi umumnya memiliki 28 hingga 31 hari dalam sebulan, sementara kalender Jawa memiliki jumlah hari yang berkisar antara 29 hingga 30 hari per bulan.

Itulah cara menghitung tanggal Jawa untuk pernikahan, termasuk hari, dan bulan berdasarkan kepercayaan Jawa. Untuk mempertimbangkan jam pernikahan juga bisa menggunakan tabel yang tersedia di internet. Jadi tabel tersebut nantinya akan menampilkan hari pasaran dan saran untuk menikah di jam berapa.

See also  Tanggal Penting Bulan September Nasional dan Internasional Serta Tanggal Merah Bulan September 2024

Namun, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain agar acara pernikahan berjalan dengan lancar. Aturan yang berdasarkan primbon ini hanyalah salah satu pertimbangan yang bisa diambil. Keputusan akhir tetap bergantung pada keyakinan dan preferensi pribadi.